Minggu, 09 Oktober 2016

IPv6 Unicast

Prinsip :

1. IPv6 menggunakan panjang prefix untuk mewakili bagian prefix dari sebuah alamat.
2. IPv6 tidak menggunakan dot desimal seperti IPv4.
3. Panjang prefiks digunakan untuk menunjukkan bagian network dari alamat IPv6.
4. Panjang prefix dari 0 sampai 128, yang terdiri dari 64 bit pertama untuk prefix, dan 64 bit berikutnya untuk host.

Tentang Unicast IPv6
Sebenernya sama saja dengan IPv4, ada unicast dan multicast. Tetapi untuk IPv6 gak ada multicast !

Ada 6 Tipe dalam unicast IPv6

1. Global Unicast. Sama saja dengan unicast nya IPv4. Dapat diseting static ataupun dynamic.

2. Link Local. Digunakan untuk berkomunikasi dengan device lain dalam jalur lokal yang sama. Di IPv6,  link seperti subnet. Keunikan link harus dikonfirmasi karena tidak dapat di route, masalahnya router gak akan forward packet dengan sumber link local atau alamat tujuan.

3. Loopback. Sama saja dengan loopback nya IPv4 yaitu di 127.0.0.1. Yaitu manggil dirinya sendiri. Cuma di IPv6 alamat loopback nya 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ditulis ::1

4. Unspecified Address. Kalau di IPv4, alamat 0.0.0.0 maksudnya digunakan untuk dia sendiri, dan digunakan ketika device gak tahu alamatnya sendiri. Nah kalo di IPv6, sama saja, cuma alamatnya 0:0:0:0:0:0:0:0 atau disingkat ::

5. Unique Local. Range nya FC00::/7 sampai FDFF::/7. Gak diroute di IPv6 karena digunakan untuk alamat lokal yang unik yang digunakan di private network, misalnya di sebuah situs atau di perusahaan.

6. IPv4 embedded, Digunakan untuk transisi dari IPv4 ke IPv6.


 - IPv6 link local address membolehkan device untuk berkomunikasi dengan lainnya sepanjang masih link yang sama (subnet).
- Paket dengan sumber atau tujuan link-local address tidak dapat di route di luar link dari mana paket berasal.
- Global unicast bukan sebuah keharusan, tetapi setiap IPv6 diaktifkan, network ingerface membutuhkan link-local address

 - Jika link local address tidak dikonfigurasi secara manual, maka device akan otomasit membuatnya tanpa berkomunikasi dengan DHCP server.
-IPv6 host membuat IPv6 link local address jika device belum diberi alamat IPv6 global unicast. Hal ini memungkinkan device untuk berkomunikasi dengan device lainnya (yang mendukung IPv6) didalam subnet yang sama, termasuk komunikasi dengan default gateway (router).





 Range IPv6 link local addresses nya FE80::/10. /10 adalah 10 bit pertama yaitu 1111 1110 10xx xxxx. Hextet pertama mempunya range dari 1111 1110 1000 0000 (FE80) sampai 1111 1110 1011 1111 (FEBF). IPv6 link local address juga digunakan oleh protokol routing IPv6 untuk menukar pesan dan sebagai alamat next hop didalam tabel routing IPv6.




   
Share:

Sabtu, 08 Oktober 2016

Apakah itu stateless address autoconfiguration (SLAAC)?

"Pemberian IPv6 tetapi tidak lewat DHCPv6, tetapi menggunakan  RA (Router Advertisement"

Kenapa? Biar gak kelamaen.

Penjelasanya gini nih :

Seperti selayaknya IPv4, didalam IPv6 juga dapat menggunakan DHCP, yaitu DHCPv6. Tetapi dalam SLAAC, pemberian IP tersebut tidak melalui DHCPv6 server, tatapi menggunakan RA (Router Advertisement) dari ICMPv6 nya server, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Router IPv6 secara periodik mengirim pesan ICMPv6 RA (Router Advertisement) ke semua perangkat yang mengaktifkan IPv6 nya dalam sebuah network.

Secara default, router Cisco mengirimkan pesan RA setiap 200 detik ke semua perangkat yang menggunakan IPv6 secara multicast.

Semua device yang menggunakan IPV6 tidak perlu menunggu pesan RA tersebut. Device dapat mengirimkan RS (Router Solicitaion) ke router dengan menggunakan multicast-nya IPv6. Ketika router IPv6 menerima pesan RS, maka akan segera meresponnya dengan router advertisement.

langkah langkahnya :


1. device yg pertama konek ke jaringan, dikasih link local autoconfiguration, dikasih alamat FE80::/10 di depannya

2. alamatnya ditest dulu pakai Link local address unique test.

3. jika sudah ditest dan gak ada yg make, baru di beri ke device nya, tetapi hanya bisa konek ke local saja (tidak bisa ke internet)

4. terkoneksi ke router, autoconfiguration process, lalu route direction ISP

5. alamat tsb di assgint oleh globally unique internet address.

Share:

Selasa, 27 September 2016

Jumat, 16 September 2016

Kamis, 23 Juni 2016

Multiple VLAN DHCP Server

Melanjutkan tulisan saya disini saya akan mencoba setting banyak VLAN dan pake DHCP Server. OK langsung saja agar lebih mudah diingat, saya sertakan prinsip2nya :

1. Pengalamatan IP sudah? Saya disini mencoba ip yg umum. Network 1 (warna merah) saya kasi network ID 192.168.1.0 /24, Network 2 (warna ijo) saya kasi network ID 192.168.2.0 /24, Network 3 (kuning) saya kasi network ID 192.168.3.0 /24, dan Network 4 (warna biru) saya kasi network ID 192.168.4.0 /24

2. Setting VTP Server dan pastikan setiap switch sudah disetting TRUNK, demikian juga koneksi switch ke router. Untuk switch tengah (SVTP) saya tak buat server, yg kanan kirinya S1 dan S2 tak buat client.

3. Konfigurasi router, buat subinterface.

4. Buat konfigurasi DHCP Server. Nah disini fungsi POOL itu penting. pastikan POOL sesuai dengan networknya

ip dhcp pool ADMIN
network 192.168.1.0 255.255.255.0 ==>>  mendaftarkan network 192.168.1.0 /24
default-router 172.16.1.1


ip dhcp pool DOSEN
network 192.168.2.0 255.255.255.0 ==>>  mendaftarkan network 192.168.2.0 /24
default-router 172.16.1.1


ip dhcp pool STAF
network 192.168.3.0 255.255.255.0 ==>>  mendaftarkan network 192.168.3.0 /24
default-router 172.16.1.1


ip dhcp pool MHS
network 192.168.4.0 255.255.255.0 ==>>  mendaftarkan network 192.168.4.0 /24
default-router 172.16.1.1


Share:

Senin, 02 Mei 2016

Static NAT (Network Address Translation)

Sebelum membahas NAT (Network Address Translation), harus memahami dulu konsep IP Public dan IP Private. IP Public adalah IP yang bisa diakses oleh seluruh dunia, dan itu harus terdaftar dahulu. Sedangkan IP Private bisa dikatakan jaringan lokal. Jadi tugasnya NAT (Network Address Translation) adalah menghubungkan IP Public dengan IP Private.



Oke, sekarang kita coba praktikumnya. Pada kasus ini saya akan menggunakan Static NAT.

1. Konfigurasi R1
R1(config)# int s0/1/0
R1(config-if)# ip add 209.165.201.1 255.255.255.252
R1(config-if)# clock rate 64000
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# exit
R1(config)# int fa0/0
R1(config-if)# ip add 118.123.17.1 255.255.255.248
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# end
R1# copy r s


2. Konfigurasi R2

R2(config)# int s0/1/0
R2(config-if)# ip add 209.165.201.1 255.255.255.252
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)# exit
R2(config)# int fa0/0
R2(config-if)# ip add 192.168.1.100 255.255.255.0
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)# end
R2# copy r s

Pada kasus ini, web server 118.123.17.4 mempunyai ip publik 20.30.40.50 yang bisa diakses oleh network 192.168.1.0 /24. Proses routing menggunakan default routing yg ada di R1, dan static routing yang ada di R2

3. Konfigurasi routing R1

R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/1/0
R1(config-)# end
R1# copy r s

4. Konfigurasi routing R2

Karena yang akan diperkenalkan adalah ip public web server 20.30.40.50, maka static routing yang akan dituju adalah network 20.0.0.0 255.0.0.0 melewati 209.165.201.1

R2(config)# ip route 20.0.0.0 255.0.0.0 209.165.201.1
R2(config-)# end
R2# copy r s

5. Konfigurasi NAT pada R1

Pada konfigurasi NAT yang perlu disetting adalah 
- Pada router yang merupakan border dari jaringan yang akan di NAT, yaitu R1
- Pada interface inside local nya, yaitu fa0/0 pada R1
- Pada interface inside global nya, yaitu s0/1/0 pada R1

R1(config)# ip nat inside source static 118.123.17.4 20.30.40.50
R1(config)# int fa0/0
R1(config-if)# ip nat inside
R1(config-if)# exit
R1(config)# int s0/1/0
R1(config-if)# ip nat outside
R1(config-if)# end
R1# copy r s

Dengan demikian, network 192.168.1.0 /24 hanya mengenali network 20.0.0.0 /8 untuk dapat terkoneksi ke web server 20.30.40.50, walau ip web server nya adalah 118.123.17.4.


6. Tambahan : memberi DHCP pada R2

R2(config)# ip dhcp pool smktelkom
R2(config)# network 192.168.1.0 255.255.255.0
R2(config)# default-router 192.168.1.100
R2(config)# dns 20.30.40.50 =====>>> untuk memberi domain pada web server
R2(config)# end
R2# copy r s

7. Tambahan : memberi domain pada web server

Saya mencoba membuat domain www.cisco.com (lebih gampang diingat daripada 20.30.40.50) dengan konfigurasi DNS pada server. Sebelumnya dalam pemberian dhcp sudah diberi label "dns 20.30.40.50"


Pada pengaturan DNS, pilih Server, lalu Service, dan DNS setting. Pastikan DNS Service ON, lalu ketikan www.cisco.com pada Resource Record, dan address 118.123.17.4. Jangan lupa klik Add.


Share:

Senin, 25 April 2016

Praktikum DHCP

Pada kali ini saya akan memberikan contoh penerapan DHCP baik menggunakan server DHCP maupun tanpa menggunakan server DHCP. Network 192.168.1.0 /24 yang terhubung pada R1 mendapatkan IP pada server dhcp, sedangkan network 192.168.2.0 /24 tidak menggunakan server DHCP.

Pada router Cisco yang terhubung ke DHCP server, router bertindak sebagai DHCP relay, yang meneruskan DHCP paket. Perintahnya cukup simple, hanya memberikan perintah "ip helper-address ipnyaserverDHCP" pada interface yang terhubung ke server DHCP dan ke interface network tersebut.


Saya mencoba menggunakan 3 client pada network 192.168.2.0 karena akan mencoba menggunakan perintah "ip dhcp exlcude address" yang berfungsi untuk tidak memberikan ip tertentu kepada client.Untuk cara routing silahkan melihat materi materi sebelumnya.

1. Konfigurasi pada R1, menambahkan IP serta konfigurasi "ip helper-address"

Sebelumnya konfigurasi dulu ip DHCP Server 11.11.11.2 255.255.255.0, kemudian pilih menu Services, pilih DHCP. Default gateway adalah port fa0/1 nya R1. Disini kita bisa memilih maksimum user, misalnya 100.


R1(config)# int fa0/0
R1(config-if)# ip add 192.168.1.100 255.255.255.0
R1(config-if)# ip helper-address 11.11.11.2
R1(config-if)# exit
R1(config)# int fa0/1
R1(config-if)# ip add 11.11.11.1 255.255.255.252
R1(config-if)# ip helper-address 11.11.11.2
R1(config-if)# end

2. Konfigurasi pada R2

R2(config)# int fa0/0
R2(config-if)# ip add 192.168.2.100 255.255.255.0
R2(config-if)# exit
R2(config)# ip dhcp pool smktelkom
R2(config-dhcp)# network 192.168.2.0 255.255.255.0
R2(config-dhcp)# default-router 192.168.2.100
R2(config-dhcp)# dns 192.168.2.100
R2(config-dhcp)# end


Studi kasus; kita bisa "meloncati" ip dengan tidak memberikan ip tertentu kepada client. Misalnya jika kita ingin melarang pemberian ip 192.168.2.2, 192.168.2.4, 192.168.2.5, dan 192.168.2.6.

R2(config)# ip dhcp exclude-address 192.168.2.2
R2(config)# ip dhcp exclude-address 192.168.2.4 192.168.2.6

berarti client mendapatkan pertama adalah 192.168.2.1, berikutnya 192.168.2.3, dan langsung ke 192.168.2.7.







Share:

Selasa, 19 April 2016

Praktikum Access Control List


Pada praktikum ini saya menggunakan materi routing ospf di sini, dengan menambahkan beberapa komputer client dan sebuah web server (IP 192.168.3.10). Ok to the point saja tentang praktikum access-list pada router cisco dengan menambahkan beberapa studi kasus yang sederhana.

Studi Kasus A : komputer A tidak dapat terkoneksi ke network 192.168.3.0

R3(config)# access-list 1 deny 192.168.1.1
R3(config)# access-list 1 permit any
R3(config)# int fa0/0
R3(config-if)# ip access-group 1 out
R3(config-if)# end
R3# copy r s

Studi Kasus B : komputer B tidak dapet browsing ke web server
R1(config)# access-list 101 deny tcp host 192.168.1.2 host 192.168.3.10 eq www
R1(config)# access-list 101 permit ip any any
R1(config)# int fa0/0
R1(config-if)# ip access-group 101 in
R1(config-if)# end
R1# copy r s

Studi Kasus C : komputer C tidak dapat terkoneksi ke network 192.168.2.0
R2(config)# access-list 1 deny 192.168.1.3
R2(config)# access-list 1 permit any
R2(config)# int fa0/0
R2(config-if)# ip access-group 1 out
R2(config-if)# end
R2# copy r s

Studi Kasus D : komputer D tidak dapat terkoneksi ke network 192.168.1.0
R1(config)# access-list 1 deny 192.168.2.1
R1(config)# access-list 1 permit any
R1(config)# int fa0/0
R1(config-if)# ip access-group 1 out
R1(config-if)#end
R1# copy r s

Studi Kasus E : komputer E tidak dapat browsing ke web server
R2(config)# access-list 101 deny tcp host 192.168.2.2 host 192.168.3.10 eq www
R2(config)# access-list 101 permit ip any any
R2(config)# int fa0/0
R2(config-if)# ip access-group 101 in
R2(config-if)# end
R2# copy r s




Share:

Senin, 28 Maret 2016

OSPF Sederhana

Praktikum Cisco SMK Telkom Purwokerto
kelas 10 TJA
Semester 2 Routing & Switching Chapter 6 Single Area OSPF
Kali ini saya akan memberikan contoh konfigurasi sederhana OSPF menggunakan 1 ospf dan 2 area. Jangan lupa berikan gateway pada masing-masing PC.


Tabel Konfigurasi Router
Device
Interface
Network
Subnet
IP Address
R1
DCE s0/1/0
10.10.10.0
255.255.255.252
10.10.10.1
R1
Fa0/0
192.168.1.0
255.255.255.0
192.168.1.100
R2
s0/1/0
10.10.10.0
255.255.255.252
10.10.10.2
R2
DCE s0/1/1
20.20.20.0
255.255.255.252
20.20.20.1
R2
Fa0/0
192.168.2.0
255.255.255.0
192.168.2.100
R3
s0/1/0
20.20.20.0
255.255.255.252
20.20.20.2
R3
Fa0/0
192.168.3.0
255.255.255.0
192.168.3.100


1. Konfigurasi Awal

R1#configure terminal
R1(config)#int s0/1/0
R1(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.252
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)#clock rate 64000
R1(config-if)#exit
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add 192.168.1.100 255.255.255.0
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)#end
R1#copy r s

R2#configure terminal
R2(config)#int s0/1/0
R2(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.255.255.252
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#int s0/1/1
R2(config-if)#ip add 20.20.20.1 255.255.255.252
R2(config-if)# clock rate 64000
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add 192.168.2.100 255.255.255.0
R2(config-if)# no shutdown
R2(config-if)#end
R2#copy r s


R3#configure terminal
R3(config)#int s0/1/0
R3(config-if)#ip add 20.20.20.2 255.255.255.252
R3(config-if)# no shutdown
R3(config-if)#exit
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#ip add 192.168.3.100 255.255.255.0
R3(config-if)# no shutdown
R3(config-if)#end
R3#copy r s

2. Konfigurasi routing OSPF

R1#configure terminal
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.3 area 0
R1(config-router)#end
R1#copy r s


R2#configure terminal
R2(config)#router ospf 1
R2(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.3 area 0
R2(config-router)#network 20.20.20.0 0.0.0.3 area 1
R2(config-router)#end
R2#copy r s


R3#configure terminal
R3(config)#router ospf 1
R3(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 1
R3(config-router)#network 20.20.20.0 0.0.0.3 area 1
R3(config-router)#end
R3#copy r s
Share:

Senin, 07 Maret 2016

Praktikum RIP V2

Praktikum Cisco SMK Telkom Purwokerto
kelas 10 TJA
Semester 2 Routing & Switching Chapter 6 Static Routing 


Pada pertemuan ini saya mencoba membuat praktikum menggunakan RIP version 2. Perbedaan dengan versi 1 adalah RIP version 2 mendukung adanya Classless Inter Domain Routing (CIDR). Apa itu? Gini, subnet itu ada 2 macam, yang satu Classful, yang satu Classless. Classful itu yang tanda "/" nya /8, /16, atau /24. Nah kalo ada yang rada2 aneh misalnya /30, /29. /29, dsb2; itu termasuk dalam IP Classless.
Pada praktikum ini saya menggunakan 3 router yang terhubung dengan kabel serial. Perhatikan settingan DCE nya clock rate 64000. 
Share:

Selasa, 01 Maret 2016

Adress Resolution Protocol (ARP)


Bila memahami konsep enkapsulasi data, dimana layer 3 adalah network, sedangkan layer 2 adalah data link, maka dalam konsep komunikasi data, perlu punya 2 alamat, satunya alamat fisik (MAC Adress) dan satunya alamat logika (IP Adress). Kedua nya disimpan dalam ARP Tabel. ARP Tabel isinya IP dan MAC Adress. Nah kalo tahu ip nya berapa, tapi gak tahu MAC nya ? ya pake cara Adress Resolution Protocol.
Share:

Senin, 29 Februari 2016

Minggu, 21 Februari 2016

Sabtu, 20 Februari 2016

Senin, 15 Februari 2016

Selasa, 09 Februari 2016